GKI Wongsodirjan adl “anak” dari GKI Yogyakarta (skr Ngupasan). Ceritanya thn 1983 jumlah anggota jemaat GKI Yogyakarta sdh lebih dari 2000 org. Maka MH GKI Ngupasan mengembangkan wilayah pelayanan ke arah Utara Rel KA ( _*smp di sini anda hrs memejamkan mata membayangkan stasiun Tugu, anda bisa lihat rel KA, lalu anda berjalan ke arah utara, nah anda pasti bertemu…*_) Pokoknya MJ GKI Yogyakarta membeli tanah di Jl.Wongsodirjan 2, membangun sarana tempat ibadah. Tgl 29 Feb 1984 pukul 08.00 diadakan Kebaktian Perdana yang dihadiri oleh 133 orang, dan kemudian ditetapkanlah menjadi cabang GKI Yogyakarta dengan nama “GKI Yogyakarta Cabang Wongsodirjan” ( _*untung bukan tgl pendewasaan, kalau tgl pendewasaan maka ulang thn jemaat ya 4 thn sekali*_). Sesuai dengan Tager/ Talak GKI Jawa Tengah yang diberlakukan pada tahun 1987 namanya menjadi “GKI Ngupasan Bajem Wongsodirjan” ( _*ya iyalah kalo GKI Yogyakarta-nya jadi GKI Ngupasan moso Bajemnya ngga ikut berubah nama*_). Tgl 31 Oktober 1991 didewasakan menjadi GKI Wongsodirjan Yogyakarta, dengan jumlah Anggota Sidi 179 orang ( _*ayo kenapa anggota baptisan ngga disebut?*_), 17 Tua-tua, 12 Diaken. Baru pada tanggal 2 Agustus 2000 GKI Wongsodirjan mentahbiskan untuk pertama kalinya seorang pendeta dalam diri Pdt. Gideon Gijanto Wihadhi ( _*menarik nih sesudah 9 thn dewasa baru punya pendeta sendiri*_). Nah beliau ini yg akan menemani kita dlm SG-GKI hari Selasa, 8 Des 2020. GKI Wongsodirjan menurut buku informasi GKI thn 2020, jumlah anggotanya tercatat 864 org. Kalau urusan kuliner ngga banyak cerita deh, you tahu sendiri, Yogya gityu loh. Gudeg aja macam-macam: gudeg kering, gudeg basah, gudeg setengah kering-setengah basah ( _*ini maksudnya beli gudeg kering terus kehujanan jadi yg setengah basah deh*_) ( _*RN*)

 

Ini tautannya:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *